Who Are You, Mrs.Jones?

*sigh*

Saya sebenarnya berencana untuk menerjemahkan satu artikel, atau any reading material dalam Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Sebenarnya saya masih kepengen les Bahasa Inggris lagi atau ambil TOEFL preparation supaya TOEFL saya merangkak dari 560 menuju 660, to the max!  Masih 100 poin lagi yang harus dikejar.

*anothersigh*

Tapi secara ya, les bahasa itu nggak seperak dua perak harganya, saya nggak tega minta bayarin sama suami. Oh, inilah nasib istri yang tidak bekerja. Tapi kalau kerja nggak punya waktu untuk belajar bahasa. Haha. Jadi, akhirnya saya memutuskan untuk belajar sendiri. Toh banyak orang yang jago bahasa Inggris, bahkan Prancis dengan belajar sendiri. Lagipula, basic saya kan ada-lah biar kata cuma seupil dua upil.

Hari ini saya lagi cari-cari artikel di Jakarta Post, eh ketemu yang menarik, judulnya “‘Islamic medicine’ on the rise in Southeast Asia” yang terjemahan sembarangnya adalah ‘Bangkitnya Pengobatan Islam di Asia Tenggara’. Gambarnya orang lagi nge-bekam. Langsung dong menarik minat, secara saya adalah konsumen pengobatan Islam dengan bekam dan obat-obatan herbalnya, dan sudah merasakan manfaatnya. Eh, ternyata yaaa, itu artikel, biar kata cuman artikel ‘pengobatan’ tetep lho dikait-kaitin sama “geng teroris”, siapa lagi kalau bukan Al-Qaeda dan Jemaah Islamiyah. Oh Puhlease…

“Members of terrorist groups have been involved in Islamic medicine as healers and sellers, while some clinics are used as recruiting grounds for Islamist causes.” (banyak kelompok teroris terlibat dalam pengobatan Islam sebagai terapis *masa penyembuh*, penjual, sementara sejumlah klinik digunakan sebagai tempat perekrutan untuk para “Islamis”)

*WHATTHE….*

Baiklah, here’s some more:

“Jemaah Islamiyah, an al-Qaida-linked militant network that is essentially banned in Indonesia, is believed to have links to some herbal manufacturers and operate many of the country’s Islamic medicine clinics, International Crisis Group says.” (Jemaah Islamiyah,  jaringan militan yang terkait dengan Al-Qaida yang terlarang di Indonesia, diyakini memiliki hubungan dengan sejumlah penghasil obat-obatan herbal dan menjalankan banyak klinik pengobatan Islami di Indonesia, kata International Crisis Group)

Okay, tau nggak siapa perwakilan dari International Crisis Group yang dijadikan narasumber dalam artikel tersebut? Sidney Jones! Siapakah Sidney Jones, kata media massa dia adalah pengamat Islam dan Asia Tenggara. Itu lho, ibu-ibu pirang, kalau ngomong kayak Cinta Laura, rambutnya pendek, dan selalu muncul di media massa jika terjadi aksi teror yang sudah pasti, tentunya, ofkorssss, dikaitkan dengan Islam.

Saya jadi bertanya-tanya, “siapa sih loooo?”.

Siapa dia? Dia bukan Muslim, dia bukan pula orang Indonesia, lantas apa haknya menuduh Islam di Indonesia? bahkan ‘hanya’ bentuk pengobatannya saja  dikaitkan dengan teroris, lalu apanya Islam yang menurut versinya ‘normal’? Nggak ada! Kegiatan keagamaan di kampus dan sekolah, menurutnya mengarah ke tindakan ekstrimis. Hahahahahaha….

Siapa yang memberi dia hak untuk bicara segitu pahitnya tentang Islam, Muslim, dan kegiatan Islam di Indonesia? Media massa!

Siapa yang menjadikan dia terlihat capable dan accountable bicara masalah yang tidak dia jalani seumur hidupnya? Media Massa!

Saya malah curiga. Kok bisa dia tahu banyak tentang kegiatan ekstrimis? Dan kok bisa dia nongol di TV terus pasca aksi teror? Kenapa harus dia? Bayangkan saja, dia itu bule, bukan Muslim, bukan orang Indonesia, kok mau-maunya kita percaya sama dia hanya karena media massa menggunakan dia terus?

Dan kok mau-maunya media massa make doi? Siapa yang “menaruh” dia di media massa? Itu pertanyaannya!

Tidak ada yang lebih mengetahui kondisi seseorang, suatu bangsa, kelompok, kecuali dia menjadi bagian darinya. Cuma ini yang saya ingin katakan. Seandainya kita mau berpikir lebih jauh, lebih dalam, lebih analitis…

Saya sampai malas mau menerjemahkan artikel itu. >.<

Jadi, mrs.jones, who gave you the right to say a word about Islam and about Indonesia? This’s my beloved country, Indonesia, and you’re not even Indonesian origin; and this’s my beloved religion, Islam, and you’re not even a Muslim. What you claim as a knowledge to accuse Islam and Indonesia, could probably be something that makes you unpredictably in love with. May Allah give you hidayah, Mrs.jones. You may accuse Islam and Indonesian Muslim as anything you want, but you know what, Islam would go stronger, more that what u ever fear of.

*sudahlahsayamaucariartikellain*

http://www.thejakartapost.com/news/2011/09/26/islamic-medicine-rise-southeast-asia.html

bacalah! dengan nama Tuhan-mu Yang Menciptakan

demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan demi hari yang dijanjikan. demi yang menyaksikan dan yan disaksikan. binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin. dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji,  yang memiliki kerajaan langit dan bumi. dan Allah menyaksikan segala sesuatu.

by the star-spangled heaven! by the promised day! by the witness and the witnessed! cursed the masters of the trench, of the fuel-fed fire, when they sat around it, witnessed of what they inflicted on the believers! nor did they torment them but for their faith in God, the Mighty, the Praiseworthy: His the kingdom of the heavens and of the earth; and God is the witness of everything. 

Al-Quran (The Koran), surah Al-Buruuj (The Starry): 1-9

Bahwasanya Al-Quran adalah bukti ke-MahaSempurna-an Allah, setiap Muslim pasti sudah mengetahuinya. Baik itu tahu sekedar “yea yea yea, gue tau”, maupun tahu dengan memaknainya dalam-dalam. Di dalamnya terintegrasi segala hal yang dibutuhkan ummat manusia, catat ummat manusia, bukan hanya Muslim, untuk menjalani kehidupan. Mulai dari perintah Allah, hingga larangan-larangannya; mulai dari berita gembira kepada mereka yang percaya, hingga peringatan bagi mereka yang lalai pada Tuhannya. Al-Quran memuat fakta ilmiah terjadinya alam semesta, terbentuknya janin, sampai dengan dua laut yang tidak dapat bertemu. Al-Quran banyak menggambarkan keadaan yang sangat… kita banget  dalam konteks yang berbeda-beda tetapi universal. Maksud saya, sepintas lalu tampaknya gambaran keadaan yang Allah tuliskan dalam kitab suci-Nya hanyalah gambaran perumpamaan yang indah yang sifatnya universal; akan tetapi bagi mereka yang berada dalam keadaan tersebut perumpamaan itu menjadi sebuah ‘Aha! effect’ yang luar biasa.

Misalnya, sebuah cerita yang dikutip oleh Prof. DR. Deddy Muyana, MA, guru besar ilmu komunikasi UNPAD dalam bukunya, ‘Santri-santri Bule’ (Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, hal. 36). Beliau mengutip Gary Miller (1992:1-2) yang menceritakan bahwa suatu ketika seorang pria yang berprofesi sebagai pelaut dagang diberi A-Quran oleh seorang Muslim. Dia tidak mengatahui apapun tentang sejarah Isla, whatsoever; tapi ia tertarik membaca Al-Quran. Ketika selesai membaca, ia bertanya, “Apakah Muhammad seorang pelaut?”. “Bukan,” jawab si Muslim, “Sebenarnya Muhammad hidup di padang pasir”. Setelah itu, si pelaut dagang tadi masuk Islam. Alasannya, karena ia sangat terkesan dengan penggambaran Allah dalam Al-Quran, surat An-Nur ayat 40. Untuk lebih mudah dipahami, saya akan mengutip terjemahan An-Nuur mulai dari ayat 39.

dan orang-orang yang kafir, perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatangi tidak ada apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya,

atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. apabila dia meneluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya. barang siapa tidak diberi cahaya oleh Allah, maka dia tidak akan mempunyai cahaya sedikit pun.

Ayat ini sesungguhnya adalah perumpamaan Allah terhadap orang-orang kafir. Perumpamaan yang Allah berikan pada ayat pertama adalah perumpamaan dengan penggambaran keadaan di tempat yang panas, seperti padang pasir, atau… pernah kan di musim kemarau yang panas di atas jalan beraspal yang datar kita melihat ada cahaya berkilauan seperti ada airnya padahal nggak ada? Saya sih pernah waktu kecil, waktu itu saya belum baca Al-Quran, jadi saya sedikit banyak paham dengan perumpamaan tersebut. Tapi perumpamaan kedua, selama ini saya baca hanya sekedar baca, ‘yayaya’ sambil angguk-angguk tanpa memahami maksudnya. Hanya pelaut yang memahami kondisi ‘gelap gulita berlapis-lapis, apabila dia mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya’. Sedangkan Nabi Muhammad SAW, yang selama ini dituduh sebagai manusia supergenius sehingga bisa menuliskan Al-Quran demikian indahnya,bukanlah seorang pelaut, melainkan pedagang yang melintasi padang tandus. Bagaimana dia bisa tahu keadaan di lautan, sedangkan di tempatnya tinggal masih sangat jauh dari laut? Jadi, pahamkan pertanyaan pelaut Canada tadi dan mengapa akhirnya doi masuk Islam? Karena ‘Aha! Effect’ yang luar biasa saat kita membacanya…

Saya pernah tersengat ‘Aha! Effect’, salah satunya ketika saya sedang membaca surat An-Najm ayat 45-46.

dan sesungguhnya Dia-lah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan,

dari mani, apabila dipancarkan

Sepintas lalu, indah tapi ya…  memang begitu adanya. Dulu-dulu juga rasanya ketika membaca An-Najm dan terjemahannya ‘memang begitu adanya’, indah dan sempurna. Tapi ketika saya membacanya dalam keadaan saya menanti buah hati, dan telah melalui proses medis dari satu dokter ke dokter lainnya, ayat ini “menyengat” saya. Dalam pemeriksaan fertilitas pria, terdapat sejumlah syarat atau kondisi dinyatakan sehat. Jumlah, bentuk, kecepatan dan gerakan sperma. Kecepatan dan gerakan sperma ada kategorinya lagi, tapi secara umum, sperma yang sehat adalah yang bergerak cepat, dan lurus. Hanya spermatozoa yang cepat dan lurus yang memiliki banyak probabilitas untuk masuk ke sel telur hingga menghasilkan kehamilan. Dengan kata lain hanya sperma yang ‘memancar’, bukan yang ‘diam’, bukan yang ‘lambat’, apalagi yang ‘mengalir’.

See? Ngerti kan ‘Aha! Effect’ yang saya maksud?

Nah, Al-Quran juga bukan hanya mencakup fakta-fakta ilmiah, tapi juga fakta sejarah. Fakta sejarah inilah alasan mengapa saya mengutip surat Al-Buruuj ayat 1-9. Ketika dulu saya membaca artinya, saya pikir yang Allah ceritakan dalam surat itu adalah orang-orang Islam. Islam dalam arti mereka yang beriman dan menjadi pengikut Muhammad, shalawat dan salam atasnya. Ternyata surat Al-Buruuj bukan menceritakan pengikut Nabi Muhammad, shalawat dan salam atasnya; melainkan pengikut Nabi Isa, shalawat dan salam atasnya, alian orang-orang Nasrani.

Masyarakat Najran adalah pengikut Nabi Isa, shalawat dan salam atasnya, yang sangat taat dan sangat mencintai nabinya. Dan merekalah orang-orang mukmin yang dikisahkan Allah dalam surah Al-Buruuj. Kisah itu terjadi pada 523 M. Ketika itu agama Yahudi berkembang pesat di Yaman. Petinggi Yaman, Dzun Nuwwas juga menjadi pemeluknya. Dalam perkembangannya, Dzun Nuwwas memaksa masyarakat Najran yang saat itu sudah beragama Nasrani untuk masuk ke dalam agama Yahudi.  Dalam buku “The Great Story of Muhammad”, Syaikh Shafiyy ar-Rahman al-Mubarakfury mengatakan, “Namun, penduduk Najran menolak, dan Dzun Nuwwas pun membakar mereka di dalam parit. Beberapa riwayat menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada tahun 523 M dan menelan korban 20 ribu hingga 40 ribu orang”.

Ketika membaca kisah ini, lagi-lagi saya ‘tersengat’. Dan saya tersadarkan, mengapa banyak orang-orang barat (baca: Amerika dan Eropa) berbondong-bondong masuk Islam (lihat surat An-Nashr). Kebanyakan dari mereka beragama Kristen dan Yahudi walaupun ada juga yang atheis. Ketika mengetahui fakta sejarah dalam surat Al-Buruuj inilah saya sadar, dalam arti, saya paham, mengerti, tahu, apapun itu bahwa Al-Quran memang sungguh-sungguh-sungguh ditujukan bagi seluruh ummat manusia. Apakah untuk kita, orang-orang sebelum kita, orang-orang setelah kita; apakah itu Muslim, maupun bukan Muslim. Mengapa banyak orang-orang Barat kembali ke pelukan Islam karena Al-Quran banyak ‘bicara’ mengenai mereka. Mereka yang Yahudi dan Nasrani. Al-Quran bicara tentang kelahiran Isa, semoga shalawat dan salam tercurah padanya yang akan dimuliakan di hari lahir dan hari ia dibangkitkan. Al-Quran bicara tentang sucinya Maryam, ibunda ‘Isa ‘alaihi salam , juga bicara tentang Musa ‘alaihi salam, Nabinya orang Yahudi. Tidak ada yang ditutupi, tidak pula ditambah-tambahkan. Namun di sisi lain, Al-Quran juga mencakup seluruh ummat manusia. Segala aspek kehidupan manusia, mulai dari proses penciptaan, kelahiran, pernikahan, perceraian, kematian, hingga setelahnya. Al-Quran mencakup ranah ilmiah, sosial, hukum bahkan ekonomi dan perdagangan.

Maka adakah kitab lain di dunia ini yang serupa dengannya? Adakah manusia, gerombolan manusia-manusia pintar sedunia yang bisa menciptakan satu surat saja yang isinya komplit-plit, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, ditulis dalam bahwa yang ketika diterjemahkan makna-nya bisa ‘tetep dapet’ dan sesuai konteks budaya?

bahkan mereka mengatakan, ‘dia (muhammad) telah membuat-buat al-quran itu’. katakanlah, ‘(kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (al-quran) yang dibuat buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar

maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka katakanlah, ‘ketahuilah, bahwa (al-quran) itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka maukah kamu berserah diri (masuk Islam)?’

Hud: 13-14

Prasangka, sudahlah. . .

Pada kenyataannya, susah sekali menjagao prasangka. Padahal khatam sudah diajarkan kepada saya bahwa setengah prasangka adalah dosa.

Hari ini, sebuah bom meledak di dalam gereja di Solo. Entah perbuatan siapa, sejujurnya saya tidak ingin mengetahui cerita selanjutnya. Apa karena gagal di Ambon lantas dibuatlah ‘proyek-proyek’ penebar prasangka selanjutnya?

Jujur, suara saya meninggi saat ibu saya, seorang muslimah, a practicing one, serta merta menhatakan pelakunya adalah seorang muslim. ‘Mama tau darimana?’. ‘Ya kan biasanya gitu’.

Oh ya Allah, ya Rabb. . .

Jika seorang muslim saja sudah menaruh prasangka tehadap saudaranya, tehadap agamanya, lalu mau dibawa kemana agama ini?

Jika seorang muslim meyakini agamanyalah yang melakukan teror dan makar, lalu untuk apa dia beragama?

Islam tidak demikian. Tidak demikian. Tidak demikian. Tidak diajarkan kepada kami untuk memusuhi pemeluk agama lain, apalagi membunuhnya tanpa alasan. Rasulullah mencontohkan kami, perbuatan yang luhur, berbuat baik pada siapapun, siapapun tuhannya, bahkan mereka yang memusuhi Rasul yang mulia.

Maka,tidak pantaskah saya marah dan kecewa,jika kemudian ajaran lelaki yang saya cintai difitnah dan dinodai? Dilekatkan dengan perilaku makar, seolah2 lupa akan hadir-Nya.

Hari ini, dua orang laki2 keturunan tiong hoa memandang saya sinis dari sudut mata. Bukan, bukan karena mereka turunan Cina kemudian desir nafsu saya menggelora untuk membalas perbiatannya. Saya sudah demikian adanya. Tapi, pikiran jahat saya lemudian berkelana. Ini bukan kali pertama saya diremehkan, direbut haknya, dipandang sinis, oleh mereka yang turunan Tiong Hoa. Saya pernah dikira pembantu kakak saya. Jadi begini ceritanya, nenek papa saya masih turunan Tiong Hoa. Dan ke’Cina’an itu hanya menurun pada kakak saya di antara kami bersaudara. Siapapun tidak akan percaya jika saya mengatakan bahwa.nenek papa saya cina, karena saya berkulit eksotis :p, dengan mata besar. Sebenarnya wajah saya persis plek dengan papa, kecuali kulit dan mata. Suatu ketika di puncak, di villa keluarga saya yang dikelilingi oleh villa-villa orang Tiong Hoa itulah saya dikira pembantu kakak saya. Fyi, pembantunya mereka rata2 berjilbab seperti saya. Haha.

Selama ini saya meyakini bahwa apa yang harus saya lakukan adalah mengenal lebih dekat, karena banyak pula teman-teman saya yang turunan Tiong Hoa yang menurut saya orang-orang yang luar biasa baiknya.

Dan kejadian hari ini sedikit banyak mengguncang keyakinan saya. Saya kesal sekali dengan caranya terang2an sinis pada saya. Dan seandainya saja saya tidak punya iman, sudah saya hampiri dia dan bertanya langsung padanya, ‘ada masalah apa?’. Dalam bayangan terliar saya, saya sudah mencincing lengan baju dan bertolak pinggang. Ha. Tapi tentu tidak mungkin. Itu bukan saya, seberapapun saya ingin mencolok matanya.

Seharusnya saya tersenyum saja. Bukannya malah membalas dengan kesinisan yang sama, yang mungkin lebih sinis. Seharusnya saya lebih menunjukkan pribadi Islami, sehingga tidak seorangpun punya alasan menuduh Muslim dengan tuduhan keji. Seharusnya berperilaku tanpa cela.

Tapi sudah. Done. I did it. Eye for an eye.

Dan saya merasa berat, timbangan perbuatan buruk yang harus saya pertanggungjawabkan, bertambah-tambah.

Saya lelah dengan segala prasangka. Saya tehadap siapapun, ataupun sebaliknya. Someone has to start. Start to make a peace, start to collect those pieces of the broken peace. And i think i know who and how to start. Start with me, with a smile, a sincere one 🙂

Amanah Seorang Lelaki

Wahai Lelaki,

Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu, istrimu, dan anak-anak perempuanmu.

Di Pundakmu mereka bertumpu. Maka sepatutnya kau malu; jika tanganmu masih berpangku dan hatimu tidak tergerak untuk menjadikan mereka mulia.

Wahai Lelaki,

Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu tiga kali lebih berhak engkau hormati daripada ayahmu. Bahkan jika engkau sudah menggendongnya keliling dunia; niscaya tidak akan terbalas kemuliaan ibunda padamu.

Istrimu adalah indikator kebaikanmu. Kemuliaannya melalui tanganmu adalah pemberat amalmu di akhirat kelak.

Anak-anak perempuanmu adalah cermin dirimu. Kesenangan mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu dari api neraka.

Wahai Lelaki,

Tugasmu adalah memuliakah perempuan. Memuliakan, menjadikan mereka mulia, di dunia dan di sisi-Nya.

Maka janganlah sekali-kali berhitung ketika menafkahi Ibumu. Apakah Ibumu pernah menagihmu atas air susu yang menjadikanmu siapa dirimu sekarang?

Jangan pula merasa berat saat mencukupi kebutuhan istrimu. Bukankah seharusnya kehormatanmu bisa memenuhinya?

Pun merasa sempit saat memberikan kesenangan dunia pada anak-anak perempuanmu. Perisai api neraka tidak sebanding dengan apapun di dunia.

Wahai Lelaki,

Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Mulia, bukan saja di dunia; tapi juga menjadikan mereka mulia di hadapan-Nya.

Jangan berharap mereka mendirikan perintah-Nya; manakala dirimu sendiri lalai terhadap-Nya. Jangan berpikir mereka akan menaatimu; jika dirimu mungkin tidak pantas untuk ditaati. Jangan pula berharap iringan do’a dan ridho mereka jika mereka terlewat dari do’a-do’amu.

Wahai Lelaki,

Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Namun, sungguh, merekalah yang menjadi sebab kejayaanmu; sebagaimana mereka pula mungkin menjadi sebab bagi kehinaanmu. Maka bangunan megah di dunia saja tidak cukup bagi mereka untuk menjadi mulia; ajarkanlah mereka membangun istana di surga-Nya.

Hilangkanlah rasa sempitmu; niscaya Allah akan mencukupkanmu untuk mencukupi mereka.

Berlemah lembutlah pada mereka; niscaya Allah pun akan melembutkan mereka untuk berlemah lembut padamu.

Berbahagialah, Wahai Lelaki, jika demikian berat amanahmu di muka bumi; maka Allah pasti telah menyediakan tempat yang mulia bagi dirimu yang telah menjadikan perempuan mulia di sisi-Nya.

~sudut pandang seorang perempuan: seorang istri, seorang anak, dan insya Allah seorang ibu ^^~

Malam yang Ge-er

4 September 2011/6 Syawwal 1432 H

Masih enam hari lagi menuju hari-H (aid)-ku. Dan to be honest, aku udah ge-er berat bahwa bulan ini, insya Allah aku hamil. Haha. Sebagian orang mungkin bilang aku panjang angan-angan; tapi buat aku, ini adalah penerapan Law of Attraction. Jangan pernah berpikir nggak hamil; berpikir dan bertindaklah seperti orang hamil. Hoho…

Tapi aku nggak ge-er tanpa sebab lho. Pasalnya aku udah beberapa hari mual kalau masuk mobil. Udik banget yak. Nggak tau kenapa. Pengennya buka kaca, matiin AC. Ngebut dikit aja perutku rasanya kayak naik roller coaster. Nggak sampe muntah. Aku takut banget sama muntah; jadi aku tahan-tahan. Kadangkala kalau kedinginan juga aku mual. Next is, payudaraku buengkak. Udah dari tiga hari yang lalu bengkaknya. Berikutnya, aku cepet capek. Sekali-kalinya aku jalan-jalan ke mall duduk tiap ketemu kursi. Pinggang dan punggung rasanya pegel. Nafsu makan membabi-babi. Hehe…Dan… Aku juga konstipasi, sekarang juga masih rada-rada konstipasi walaupun lebih lancar. Hmm… yang paling membuat ge-er adalah hari ini; perut bawah aku tegang banget, kenceng banget. Aku baru tahu ternyata gejala awal-awal bumil itu memang begini.

Aku udah testpack beberapa hari yang lalu; atas paksaan suami karena dia bingung kenapa aku gampang masuk angin dan mual-mual. *pake testpack mahal pula (u_u)” Aku testpack jam 3 pagi; hasilnya negatif. Ada sedikit bayang2 samar tapi aku yakin itu hanya khayalanku. Maklum baru bangun masih error. Lagian, please deh… Masa subur aku aja tanggal 27 Agustus kemarin. Kalau jadi, amiiiiin, baru kelihatan mungkin seminggu lagi.

Lucunya, waktu lebaran kemarin, banyak banget yang ngira aku hamil. Apa karena aku tambah gemuk ya? Padahal perutku ngga buncit lho. Maksudku, aku bukan yang tipe kalau gemuk membuncit; tapi melebar. Haha… Sampe-sampe waktu aku jenguk Bu Azzah, sodara suamiku, yang lebaran di rumah sakit; dia ngeliatin aku (dan perutku) sambil senyum, “Mudah-mudahan selamet ya”. Aku sih “amin”2 aja. Hehe… Siapa tahu siapa tempe beneran hamil. Kalau kata-kata itu cuma basa-basi biasa; menurutku bukan begitu seharusnya. Heu… Ge-er…

Jadi, besok niy, aku memang niat mau testpack. Soalnya hari Sabtu kan sahabatku nikah di Bandung; jadi kalau-kalau daripada nyang mana testpacknya garisnya dua niy; mungkin aku akan pikir-pikir lagi. Hohaheho. Bismillahittawakkaltu ‘ala Allah. 🙂